Wednesday, February 19, 2020

#Service Attitude 4.0 Swiss & ”Hospitality”



#ServiceAttitude 4.0 
Swiss & ”Hospitality 
International Management Institute ( IMI) - Luzern
Industri Pariwisata Swiss dan membentuk Sumber Daya Manusia 
Oleh Budiman Wiriakusumah          

Apa yang ada dalam benak kita, ketika mengingat Swiss?  Sepertinya gambaran ini tidak banyak beda dengan yang ada dalam benak saya; Coklat, Jam Tangan, Gunung yang bersalju, lapangan rumput, Danau yang berair jernih, Udara dan transportasi publik yang yang tepat waktu dan lain sebagainya. Bagaimana Swiss yang mendapatkan devisa yang begitu besar dari sektor Industri Pariwisata menjadikan Natural Resources yang tidak begitu banyak namun dikelola dengan baik sehingga yang kita saksikan pada saat berwisata begitu bersih dan terjaga sehingga ada keinginan untuk kembali lagi mengunjunginya. 

Swiss merupakan salah satu negara destinasi wisata Dunia yang banyak diminati wisatawan manca negara. Dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Swiss Federation of Tourism dalam laporannya untuk tahun 2018 (Swiss Tourism in Figures 2018), total revenue yang dihasilkan Pariwisata Swiss sebesar CHF 44.7 Billion dimana CHF 16.6 billion merupakan pemasukan yang didapat dari turis manca Negara. Data ini juga menyebutkan tersedianya 28.985 hotel dan restauran yang menyediakan 274.792 tempat tidur
  
Pariwisata juga menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan Swiss dengan tersedianya 28.555 km jaringan transportasi umum, dan sebanyak 57.554 795 penumpang pesawat udara yang datang dan pergi melalui Swiss. 
Swiss menjadi tujuan/Destinasi Pariwisata sebenarnya relative baru, sebelumnya Swiss hanya dikenal sebagai tempat singgah para pedagang pilgrims yang melakukan perjalanan melalui pengunungan Alpen dengan destinasi akhir Italia dan Spanyol, 
Swiss harus menunggu sampai dengan akhir abad 17 sebagai awal dari kelahiran Industri Pariwisata. Dengan aset (modal utama) yang dimiliki  pemandangan alam yang Indah, berkepentingan untuk menyiapkan tenaga kerja bukan saja profesional namun mampu mengelola sumber alam secara berkelanjutan (Sustainable) agar dunia wisatanya dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. 
Dengan perkembangan Dunia Pariwisata pada abad 19, dibentuklah pada tahun 1963, sekolah Perhotelan Federal, Ecole Hotelier de Lausanne. Untuk dapat masuk keseolah federal Pemerintah Swiss memberlakukan syarat syarat yang ketat terutama dalam memahami 4 bahasa, Perancis, Jermang, Inggris dan Italia. 

Sistem edukasi Vokasi swiss, Dual System, yang dianut dimana pembelajaran siswa dilakukan tidak hanya didalam kelas namun pengalaman langsung, praktek kerja di perusahaan profesional terkait, dapat mengasah keahliannya. Menciptakan tenag kerja muda yang siap terjun dalam mengawal dunia pariwista Swiss sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar. 



International Management Institute-Luzern (IMI) 

IMI menjadi penting bagi Indonesia karena semakin banyak Perguruan tinggi yang bekerjasama dengan IMI dalam pembuatan kulikurum, pertukaran Mahasiwa dan Pengingkatan Kapasitas Tenaga pengajar. 

Bagaimana IMI menjadi sekolah Pariwisata yang terkenal dari seorang  satu satu lulusan Ecole Hotelier de Lausanne, yang menjadi model sekolah perhotelan sejak abad ke-19 ituMr. Heinz Charles Buerki, dengan pengalamannya sebagai seorang ahli  yang ditunjuk untuk menjadi membangun pada National Hotel Institute – Bandung, proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss yang dimulai tahun 1972, berhasil mendirikan sebuah sekolah Perhotelan, International Management Institute, yang terletak dipinggir sebuah danau indah, Vierwaldstättersee, Danau empat Kanton.  

"Peran seorang Dosen tidak hanya berada didepan kelas, mereka harus dapat berperan sebagai agent, agar siswa dapat menyadari dan menggunakan daya kreativitas untuk yang dapat digunakan dalam membentuk kepribadian sebagai seorang leader"

IMI dibentuk dengan memadukan Pendidikan Vokasi Swiss yang sudah mapan, dan  menghasilkan   tenaga profesional di dunia Pariwisata dengan Sistem Manajemen Inggris yang juga sudah dikenal dunia. Perpaduan ini membuat IMI banyak diminati oleh anak-anak muda dari seluruh penjuru dunia. IMI berhasil membungkus kurikulumnya sehingga lulusan IMI banyak diminati tidak saja dari Industri Pariwisata, namun juga dari Dunia Perbankan Swiss dan Perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts