Wednesday, April 15, 2020

PERSONALITY setelah Covid-19

PERSONALITY setelah Covid-19 
#ServiceAttitude 4.0 
oleh Budiman Wiriakusumah 



Mencari jawaban kehidupan apa yang kita inginkan setelah proses Covid-19 ini, caranya? Melakukan perjalanan kedalam diri, mengerti topeng apa yang kita gunakan selama ini dan kemudian harus dapat menggantinya agar kita dapat menjalani kehidupan di era barubukan menjadi generasi yang tereliminasi ….” 

Personality (atau bahasa Indonesia, Kepribadianberasal dari kata Yunani “PERSONA” yang artinya topeng, yang dibuat untuk identifikasi atau membuat batasan tertentu yang memberikan impresi serta memberikan gambaran  seseorang  
Kepribadian terbentuk sejak dini dan sebagai alat vital dalam mengadopsi kehidupan sosial pada saat dewasa. 

Lalu bagaimana kehidupan kita setelah pandemi Covid-19? Atau tepatnya, bagaimana kepribadian kita setalah proses masa Covid ini berlalu? Banyak yang memaknainya, masing-masing kita menapatkan makna yang berbeda, dan saya tidak akan mempertanyakan atau memperdebatkan dengan sahabat-sahabat semua, saya hanya ingin kita mendebatkan dengan diri kita sendiri, bukan dengan diri orang lain.  
Proses yang saat ini sedang berjalan ini, banyak sekali dampaknya terutama untuk diri saya sendiri sehingga ada keinginan dan usaha untuk dapat melakukan inward journey, untuk mengetahui dulu secara jujur sebenarnya Budiman itu seperti apa ya topengnya? Bagaimana topeng itu terbentuk? Lalu bagaimana selanjutnya? 

Dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada diri sendiri dan mengerti dengan kepribadian, timbul kesadaran bahwa kepribadian itu bukan saya yang sebenarnya, hanya sebuah bungkusan, topeng yang dapat dilepaskan dan dibentuk kembali. Namun yang mengelitik dalam diri saya adalah, mengapa harus dibentuk? Mengapa tidak menampilkan saya apa adanya, artinya sebagai jiwa, sebagai sebuah CONCIOUSNESS, AWARENESS, yang suci, yang bening, yang pure.... 

Memang perjalanannya untuk kesana itu sangat panjang, namun dengan ada nya intention yakinlah akan sampai ketujuan, 
Masa saat ini memang masa sulit, masing-masing dari kita mencoba menjadab dengan mengaktifkan “Survival Mode” artinya menjawab persoalan dengan jawaban harian untuk mempertahankan hidup. Dengan menjawab situasi melalui perjalanan kedalam diri kita, ada tindakan lain yang akan keluar, cukup menyadari, merasakan tarikan nafas disitu akan timbul optimisme bahwa hidup masih diberikan masih dilanjutkan, sehingga seharusnya tidak timbul rasa takut. 

Sebaliknya hadir rasa syukur, damai, kepedulian yang membuat kita yakin menjawabnya dengan mengubah kepribadian, mengubah midset, mengubah cara berpikir.  

Memang tidak mudah mengubah apa yang menjadi belief system didalam diri kita, batasan batasan yang telah dibentuk sejak dini, namun bukan berarti mustahil, niatkan saja dan akan keluar usaha usaha menuju kesana. 

Kita harus menemukan jawaban kehidupan seperti apa yang kita inginkan setelah Pandemi Covid-19 ini agar kita tidak menjadi generasi yanf tereliminasi

No comments:

Post a Comment

Popular Posts