Monday, March 2, 2020

The Crown has arrived. Love, Compassion & Empathy: #ServiceAttitude 4.0 Sebagai sebuah solusi di Era Disrupsi


The Crown has arrived
Love, Compassion & Empathy: #ServiceAttitude 4.0 
Sebagai sebuah solusi di Era Disrupsi 
Oleh Budiman Wiriakusumah 

 
“Covid-19 telah menjadi pandemi, diperkirakan tidak satu negarapun yang dapat terbebas dari virus yang pertama kali muncul dinamakan Corona, The Crown! Namun bagaimana kita sebagai Manusia, dapat menyikapinya? Love, Compassion & Empathy, menurut saya wajib kita miliki, kepedulian, kecintaan terhadap manusia lain, rasa empati, akan menghadirkan sebuah ketenangan jiwa untuk menghadirkan kreativitas mendapatkan solusi 





Pemerintah RI telah mengumumkan tentang kehadiran Covid-19 di Indonesia dengan terjangkitnya 2 orang pasien di daerah Depok, Jawa Barat. Sebelumnya nama yang diberikan kepada Virus yang masuk dalam kategori Influensa (Flu), dijuluki sebagai “Corona” yang berasal dari kata Yunani kuno yang berarti “Mahkota”. Mahkota Virus ini, pertama kali muncul di kota Wuhan, Propinsi Hubei, Tiongkok. Dahsyatnya akibat terkena virus ini telah kita kenal dari pemberitaan media masa dan juga dari otoritas berwenang yang memberikan keterangan-keterangan yang menyangkut penyebarannya. 


Swiss yang terkenal dengan kondisi hygiene yang boleh dibilang satu level lebih dibandingkaan negara-negara Eropa lainnya, akhirnya pun tak dapat terhindar dengan merebaknya Covid-19. Otoritas Swiss secara berkala memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang keadaan terkini yang terjadi di wilayahnya. Beberapa kegiatan atau event yang melibatkan lebih dari 1000 partisipan dibatalkan, dan keputusan ini akan ditnjau kembali setiap dua pekan. Rumah sakit pemerintah kanton juga telah disiapkan untuk menerima masyarakat untuk melakukan tes kesehatan dengan syarat bahwa yang bersangkutan mempunyai gejala-gejala flu, seperti Batuk pilek dan gangguan pernapasan setelah ybs bepergian kedaerah yang disinylair terkena wabah Corvid-19 atau YBS mempunyai kontak dengan orang-orang yang baru bepergian dari daerah tersebut. 


Jangan Panik! 

Lalu bagaimana denga kita sendiri dalam menyikapi keadaan ini? Yang terjadi adalah timbulnya sikap panik! Biasanya ini terjadi dikarenakan keterbatasan pengetahuan atau kesimpang siuran dalam kita menerima segala macam informasi dari media baik itu media masa atau social media atau media lainnya. Untuk ituöah kita perlu merasa yakin dan percaya akan keterangan-keterangan resmi yang diberikan oleh otoritas kesehatan atan badan International seperti WHO dalam mendapatkan informasi yang akurat dan benar. Telah banyak beredar penyuluhan atau sikap yang dapat kita lakukan dalam menghadapinya Covid-19, salah satunya adalah yang dengan mengamati Safety Mesure yang beredar dalam bahasa Indonesia yang saya kutip dan saya masukan sebagai ilustrasi dalam tulisan ini. 

Era Disrupsi 

Tahun 2020, telah diperkirakan menjadi Era Disrupsi, dimana segala bentuk kegiatan manusia baik Ekonomi dan Sosial akan terganggu. Pertama kali ini terlihat dengan sikap kepemimpinan Presiden Amerika Serikat  terhadap hubungan dagang dengan Tiongkokmembuat melemahnya keadaan ekonomi dunia di akhir tahun 2019. Kemudian muncul wabah Covid-19. Sebagai manusia  yang memerlukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjadi terganggu kadang terputus. Banyak kegiatan pabrik terhenti yang membuat rangkaian produksi dan suplai barang menjadi terganggu, terlihatlah dengan jelas saling ketergantungan, terhentinya kegiatan ekonomi di satu daerah, di bagian dunia manapun, akan membawa dampak/pengaruh terhadap bagian dunia lainnyaKegiatan perjalanan menjadi terganggu, industri “Hospitality”, Airlines, Hotel, Restaurant, Supermarket mengalami guncangan yang hebat. Kemudian bagaimana kita harus bersikap? Menghadapi situasi seperti sekarang ini? 

Love, Compassion & Empathy leads to Creativity finding solutions 

Sikap pertama dan utama dalam  menghadapi keadaan saat ini adalah: JANGAN PANIK! Memang mudah kita untuk mengatakan jangan panik! Tapi apa sebenarnya yang harus dilakukan agar rasa panik itu tidak hadir atau paling tidak, dapat mengurangi rasa panik yang terlanjur hadir dan dapat mengantarkan kita untuk menemukan solusi.  
Panik itu dapat ditimbulkan akibat ketidak tahuan, sedikitnya pengetahuan tentang apa yang membuat kita panik. Sehingga apabila dengan demikian kita perlu memperkaya diri kita tentang apa itu orona Virus! 

Langkah-langkah mengurangi rasa panik Covid-19: 
  • Perkaya diri dengan pengetahuan tentang Corvid-19, bagaimana ditularkan dan menularkan 
  • Mencermati informasi resmi otoritas 
  • Mempelajari segala macam penyuluhan atau keterangan tentang tindakan preventif. 
  • Mempelajari tentang diri kita sendiri, tindakan untuk menjaga diri kita bersih 
  • Memperhatikan asupan/makanan, balance your food untuk menjaga daya tahan tubuh 
  • Lakukan gerakan2 yang menunjang kesehatan kita (olah tubuh/olahraga), tidur cukup 
  • Sadari bahwa pencegahan lebih baik dari penyembuhan 

Ada hal yang utama sebelum kita dapat mengambil langkah itu semua, yaitu mempelajari tentang diri kita sendiri, tentang kesadaran, Awareness! Hadirkan rasa Sayang terhadap diri kita sendiri sehingga kita berusaha untuk melakaukan tindakan preventif. 

Compassion atau kepedulian terhadap sesama manusia, rasa sayang terhadap mahluk lainnya sebagai bagian dari anda, akan membuat semua tindakan kita tidak hanya diperuntukan untuk diri kita sendiri namun juga untuk kepentingan umum. Tindakan tidak lagi dilakukan untuk kepentingan egoisme hanya untuk kita dan orang-orang ynag kita cintai.  

Kemudian akan muncul rasa empati, peduli akan kebutuhan orang lain. Akan timbul rasa keinginan untuk berbuat sesuatu  membantu mencari solusi bukan saja untuk dirinya sendiri namun yang terpenting adalah untuk orang lain, untuk kepentingan orang banyak, kemaslahatan umat. 

Empati akan memicu kita untuk berkreasi, menemukan daya kreasi, menemukan jawaban atas sebuah permasalahan, solusi. Breakdown the usual thinking, finding the new way! 

#ServiceAttitude 4.0 sebenarnya sudah ada dalam diri kita masing-masing, karena Manusia diciptakan EQUAL, artinya juga diberikan dengan kemampuan yang sama, tergantung dari dirinya sendiri adakah keinginan? menemukan semua itu? Adanya Niat yang melahirkan keinginan. Agama dan Kepercayaan kita masing-masing harus dapat mengantarakan Manusia kepada tujuan hidupnya, mulailah dengan mengenali diri kita sendiri, dengan Gratitude sebagai bagian dari ciptaan Allah, Tuhan, Semesta Alam. 

Love, Compassion and Empathy are within you, find It! Start with INTENTION 

Bern, 2 Maret 2020   

No comments:

Post a Comment

Popular Posts